Thomas Broto Sukmintya Hadi
Mereka memanggilku dengan nama Thomas, Pak Thom, Pak Broto,
Broto, Brot, Thombrot, Bromas dan ketika kecil, meski kurang populer mereka
memanggilku Mintya (Sukmintya).
Lahir di Semarang dari keluarga Jawa. Bapak Ibuku dipanggil Pak Broto dan Ibu Broto.
Thomas Broto Sukmintya Hadi demikian nama lengkap yang Bapak Ibuku berikan.
Lahir di Semarang dari keluarga Jawa. Bapak Ibuku dipanggil Pak Broto dan Ibu Broto.
Thomas Broto Sukmintya Hadi demikian nama lengkap yang Bapak Ibuku berikan.
Nama ini memiliki arti
kurang lebih :
Thomas => Salah satu murid Jesus.
Mau penjelasan lebih panjang?
Tidak ada penjelasan jelas tentang apa sesungguhnya pekerjaan
Rasul Thomas sebelum mengikuti Yesus. Ada literatur yang mengatakan dia adalah
nelayan, ada pula yang mengatakan dia dalah tukang bangunan.
Tidak ada pula literature yang secara jelas menjelaskan asal usul
keluarganya dan bagaimana dia bisa menjadi murid Yesus.
Mungkin Rasul Thomas seorang tukang bangunan yang memiliki
keahlian menangkap ikan. Kalau jaman sekarang, Rasul Thomas mungkin seorang
pemborong atau arsitek yang memanfaatkan waktu luangnya untuk memancing.
Thomas sangat sedih dan
kecewa. Sejak melihat Yesus ditangkap dan disalibkan, ia menjadi putus asa.
Thomas kehilangan pegangan hidup. Ia merasa usahanya selama tiga tahun
mengikuti Yesus tidak ada gunanya. Rencana untuk mendapatkan jaminan hidup yang
lebih baik bagi masa depannya menemui jalan buntu. Ia sangat kecewa. Kecuali
itu, ia juga sangat takut terhadap penguasa Yahudi. Ia takut dianggap sebagai
murid Yesus. Maka ia pergi meninggalkan teman-temannya, menghilang.
Namun di luar, dia tidak menjumpai seorang sahabat, yang dapat menghilangkan kekecewaannya. Hatinya tetap kecewa dan gelap. Itulah sebabnya ia kembali ke tempat para murid berkumpul lagi. Ia menjadi sangat jengkel dan marah kepada para murid, karena waktu bertemu mereka, mereka semua dengan nada seakan-akan menyalahkannya mengatakan bahwa Tuhan sudah bangkit. Itulah sebabnya Thomas meledak dan berkata : "Bila aku tidak melihatNya sendiri dan memasukkan tanganku kebekas pakuNya, aku tidak percaya". Semua teman-temannya terdiam, tidak tahu lagi bagaimana cara meyakinkan Thomas.
Thomas memang punya watak keras. Dialah juga yang pernah berkata kepada Yesus untuk pergi dan mati bersama dengan Dia. Maka Thomas sering dijuluki Si Anak Halilintar. Ia juga punya watak yang spontan, langsung bicara bila tidak setuju. Thomas juga punya sifat untuk tidak mudah percaya apa kata orang. Kalau sudah melihat bukti baru dia percaya. Mungkin karena wataknya itu Yesus senang kepadanya dan ingin agar dia menjadi muridnya.
Menarik sekali apa yang dilakukan oleh Tuhan Yesus kepada Thomas seminggu kemudian. Tuhan menampakkan diri lagi kepada para murid dan kepada Thomas. Secara pribadi Yesus berkata kepada Thomas : "Masukkan jarimu di sini dan lihatlah tanganKu. Jangan tidak percaya lagi, tetapi percayalah". Thomas kaget. Tidak diminta untuk memasukkan tangannya saja, Thomas jelas sudah percaya, karena sudah melihat Tuhan. Tetapi sekarang Tuhan memintanya untuk memasukkan tangannya ke bekas paku itu. Thomas menjadi terharu, tertegun dan menyesal. Dia tidak dapat berbuat apa-apa lagi, kecuali mengatakan : "Tuhanku dan Allahku".
Menarik untuk kita perhatikan, bahwa Tuhan tidak memarahi ketidakpercayaan Thomas, apalagi menghukum Thomas. Tuhan memenuhi keinginan Thomas, yaitu menampakkan diriNya dan menyuruh Thomas memasukkan tangannya ke bekas paku di tanganNya. Tuhan menggunakan watak dan pribadi Thomas yang ada untuk lebih percaya. Tuhan menyapa Thomas melalui situasi pribadi dan wataknya yang khas, yang kadang oleh orang lain dianggap kurang baik. Bagi Tuhan ternyata watak seperti apapun dapat disapa dan dipergunakan. Kalau kita melihat sifat dan watak kita masing-masing dan juga melihat sifat dan watak teman-teman kita, nampak jelas bahwa kita masing-masing berbeda. Kita masing-masing mempunyai kekhasan dan keanehan sendiri-sendiri. Tetapi yang menarik adalah bahwa Tuhan tetap mencintai, menyapa dan mau menggunakan kita masing-masing dengan kekhasan kita. Tuhan tetap menggunakan kita masing-masing dalam karyaNya.
Ini berarti bahwa bagaimanapun sifat kita, kita tidak usah takut untuk mau digunakan oleh Tuhan. Bagaimanapun keadaan kita, kita tetap boleh percaya dan dapat dibimbing untuk lebih percaya kepada Tuhan. Cinta Tuhan tidak dibatasi oleh keanehan sifat pribadi kita, karena Dia menguasai dan lebih agung dari itu semua. Seperti Thomas marilah kita buka hati dan pribadi kita dengan kekhasan masing-masing untuk semakin percaya.
Namun di luar, dia tidak menjumpai seorang sahabat, yang dapat menghilangkan kekecewaannya. Hatinya tetap kecewa dan gelap. Itulah sebabnya ia kembali ke tempat para murid berkumpul lagi. Ia menjadi sangat jengkel dan marah kepada para murid, karena waktu bertemu mereka, mereka semua dengan nada seakan-akan menyalahkannya mengatakan bahwa Tuhan sudah bangkit. Itulah sebabnya Thomas meledak dan berkata : "Bila aku tidak melihatNya sendiri dan memasukkan tanganku kebekas pakuNya, aku tidak percaya". Semua teman-temannya terdiam, tidak tahu lagi bagaimana cara meyakinkan Thomas.
Thomas memang punya watak keras. Dialah juga yang pernah berkata kepada Yesus untuk pergi dan mati bersama dengan Dia. Maka Thomas sering dijuluki Si Anak Halilintar. Ia juga punya watak yang spontan, langsung bicara bila tidak setuju. Thomas juga punya sifat untuk tidak mudah percaya apa kata orang. Kalau sudah melihat bukti baru dia percaya. Mungkin karena wataknya itu Yesus senang kepadanya dan ingin agar dia menjadi muridnya.
Menarik sekali apa yang dilakukan oleh Tuhan Yesus kepada Thomas seminggu kemudian. Tuhan menampakkan diri lagi kepada para murid dan kepada Thomas. Secara pribadi Yesus berkata kepada Thomas : "Masukkan jarimu di sini dan lihatlah tanganKu. Jangan tidak percaya lagi, tetapi percayalah". Thomas kaget. Tidak diminta untuk memasukkan tangannya saja, Thomas jelas sudah percaya, karena sudah melihat Tuhan. Tetapi sekarang Tuhan memintanya untuk memasukkan tangannya ke bekas paku itu. Thomas menjadi terharu, tertegun dan menyesal. Dia tidak dapat berbuat apa-apa lagi, kecuali mengatakan : "Tuhanku dan Allahku".
Menarik untuk kita perhatikan, bahwa Tuhan tidak memarahi ketidakpercayaan Thomas, apalagi menghukum Thomas. Tuhan memenuhi keinginan Thomas, yaitu menampakkan diriNya dan menyuruh Thomas memasukkan tangannya ke bekas paku di tanganNya. Tuhan menggunakan watak dan pribadi Thomas yang ada untuk lebih percaya. Tuhan menyapa Thomas melalui situasi pribadi dan wataknya yang khas, yang kadang oleh orang lain dianggap kurang baik. Bagi Tuhan ternyata watak seperti apapun dapat disapa dan dipergunakan. Kalau kita melihat sifat dan watak kita masing-masing dan juga melihat sifat dan watak teman-teman kita, nampak jelas bahwa kita masing-masing berbeda. Kita masing-masing mempunyai kekhasan dan keanehan sendiri-sendiri. Tetapi yang menarik adalah bahwa Tuhan tetap mencintai, menyapa dan mau menggunakan kita masing-masing dengan kekhasan kita. Tuhan tetap menggunakan kita masing-masing dalam karyaNya.
Ini berarti bahwa bagaimanapun sifat kita, kita tidak usah takut untuk mau digunakan oleh Tuhan. Bagaimanapun keadaan kita, kita tetap boleh percaya dan dapat dibimbing untuk lebih percaya kepada Tuhan. Cinta Tuhan tidak dibatasi oleh keanehan sifat pribadi kita, karena Dia menguasai dan lebih agung dari itu semua. Seperti Thomas marilah kita buka hati dan pribadi kita dengan kekhasan masing-masing untuk semakin percaya.
Menurut Wikipedia,
Thomas adalah salah seorang dari keduabelas murid Yesus menurut catatan keempat Injil dan Kisah Para Rasul. Nama lainnya adalah Didimus ("orang
kembar").
Thomas dan
Kekristenan di Timur.
Menurut catatan
Bapa-bapa gereja, Thomas yang merupakan salah satu dari 12 rasul Tuhan
melakukan penyebaran Injil ke wilayah timur, daerahPersia dan India,
di luar perbatasan kekaisaran Romawi. Pada tanggal 27 September 2006, Paus
Benedict XVI mengatakan bahwa "tradisi kuno menyebutkan bahwa Thomas
mula-mula mengabarkan Injil di Suriah dan Persia (disinggung oleh Origenes, menurut Eusebius dari
Kaisarea, Ecclesiastical History 3, 1) kemudian meneruskan ke India
barat (menurut Acts of Thomas 1–2 dan 17ff.), dari sana pula ia
akhirnya mencapai India selatan."
Thomas di India
Santo Thomas
diyakini berlayar ke India pada tahun 52 M untuk mengabarkan Injil kepada orang
Yahudi diaspora di Kerala. Ia mendarat di pelabuhan kuno Muziris (punah pada tahun 1341 akibat banjir
besar yang mengubah garis pantai) dekat Kodungalloor.
Kemudian ia ke Palayoor(sekarang
dekat Guruvayoor)
dan pada tahun 52 itu pula sampai ke bagian selatan yang sekarang menjadi
negara bagian Kerala, di mana ia mendirikan Ezharappallikal atau "TujuhSetengahGereja". Gereja-gereja
tersebut adalah di Kodungallur, Kollam, Niranam (Niranam St.Marys Orthodox Church),
Nilackal (Chayal), Kokkamangalam,
Kottakkayal (Paravoor), Palayoor (Chattukulangara) dan Thiruvithancode Arappally – gereja yang setengah.
Eusebius dari
Kaisarea mengutip Origen (wafat
pada pertengahan abad ke-3) menyatakan bahwa Thomas adalah rasul bagi orang Parthia, tetapi Thomas lebih dikenal
sebagai misionaris ke India berdasarkan catatan Acts
of Thomas, yang ditulis sekitar tahun 200.
St.
Ephraem dari Gereja Ortodoks
Suriah menulis dalam bagian
ke-42 karyanya "Carmina Nisibina" bahwa sang rasul dibunuh di India (sekitar tahun 72), dan jasadnya
kemudian dikuburkan di Edessa,
dibawa ke sana oleh seorang saudagar yang tidak disebut namanya. Sebuah
kalender gereja Suriah kuno mendukung pernyataan di atas dan menyebutkan nama
saudagar itu, dimana ditulis: "3 Juli, St. Thomas ditusuk dengan lembing
di India. Badannya ada di Urhai [nama kuno untuk Edessa] setelah dibawa ke sana
oleh saudagar Khabin. Suatu perayaan agung."
Menurut tradisi, St. Thomas mati syahid di St. Thomas Mount di Chennai dan dimakamkan di dalam San Thome Cathedral Basilica. Pada tahun 232 sebagian besar relikui Rasul Thomas diserahkan oleh seorang raja India untuk dibawa ke kota Edessa, Mesopotamia.
Berkenaan peristiwa itu disusunlah kitab Acts of Thomas dalam bahasa Suriah. Sedikit relikui tetap disimpan dalam gereja di Mylapore, Tamil Nadu, India. Nama raja India itu menurut sumber Suriah adalah "Mazdai", dalam bahasa Yunani, "Misdeos" dan bahasa Latin "Misdeus", yang dihubungkan dengan "Bazdeo" pada uang logam Kushan dari raja Vasudeva I, di mana pengalihan huruf "M" dan "B" umum terjadi untuk nama India pada naskah kuno.
Broto => Besar, Sungguh-sungguh.
Broto Yudo (Perang besar Pandawa Vs Kurawa), Brotoseno (Bima, salah satu anggota Pandawa).
Nama ini diambil dari nama Bapak, diberikan pada anak-anaknya dan kemudian kuberikan kepada anak-anakku.
Salah satu hal yang selalu kuingat adalah ketika beliau menceritakan kisahnya ketika duduk-duduk di bawah pohon. Bersama teman-temannya yang tidak sekolah. Dia melihat teman-temannya bersenda gurau dan merokok. Bapak berpikir dan berbicara dalam hati.... "Opo sok emben anak-anakku arep podo koyok konco-koncoku iki....?" (Apakah besok anak-ankku akan sama seperti teman-temanku ini...?). Dengan beraninya Bapak menjawab "Ora.... Anak-anakku sok emben uripe luweh mulya tinimbeng uripku saiki". (Tidak.... Anak-anaku esok hidupnya akan lebih mulia dibandingkan aku saat ini.
Sejak saat itu Bapak meninggalkan teman-temannya. Meningglakan keluarganya. Pergi ke kota untuk sekolah. Konon dia adalah sarjana pertama di kampungnya.
Sukmintya => Sukmaning Tyas (kalbu)
Hadi => Penunjuk Jalan, Pemimpin (Arab).
Mungkin Bapak berharap aku bisa menjadi pemimpin yang baik. Mesti sesungguhnya aku lebih suka menjadi seorang hamba bagi sesama saya.
Mungkin Bapak berharap aku bisa menjadi pemimpin yang baik. Mesti sesungguhnya aku lebih suka menjadi seorang hamba bagi sesama saya.
Mungkin Bapak dan Ibuk ketika memeberi nama saya. Merkea berharap saya akan seperti Thomas yang berani mengutarakan keraguan untuk mendapatkan pencerahan. Menjadi pemimpin yang berdedikasi dengan ketulusan hati..... mungkin lho....