Hari ini
istri bercerita tentang sakit yang dialami adik ipar. Pembicaraan merembet
tentang anak-anak yang nilainya kurang bagus.
Istri
mulai berpikir tentang suramnya kehidupan dan kekuatiran dengan masa depan
anak-anak kami.
Kupikir, kami telah berusaha terbaik untuk anak-anak kami. Kuyakinkan juga anak-anak akan mengalahkan Bapaknya, karena kita memang telah mengajarakan pada mereka bagaimana cara mengalahkan Bapaknya.
Percayakah, bahwa 92 persen kekuatiran tidak pernah menjadi nyata (Norman Vincent Peale) dan kukira dia sudah melakukan penelitian mendalam tentang hal ini. Kalau menurut temanku sekitar 95% persen tidak pernah menjadi nyata. Kalau menurutku.... ndak usah kuatir.... jadi tidak akan pernah muncul sesuatu yang kita kuatirkan.
Untuk membuatnya kuat maka kuberikan padanya kutipan ini :
Kekuatiran
dalam hati membungkukkan orang, tetapi perkataan yang baik menggembirakan dia.
Janganlah
kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal
keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai
sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu
dalam Kristus Yesus.
Karena itu
rendahkalah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya
pada waktunya.Serahkanlah segala kekuatiran kepada-Nya sebab Ia yang memelihara
kamu.
Yesus
berkata kepada murid-muridNya: "Karena itu aku berkata kepadamu :
Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan, dan janganlah
kuatir akan pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Sebab hidup itu
lebih penting daripada makanan dan tubuh itu lebih penting daripada pakaian.
Perhatikanlah burung-burung gagak yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak
mempunyai gudang atau lumbung, namun demikian diberi makan oleh Allah. Betapa
jauhnya kamu melebihi burung-burung itu! Siapakah di anatara kamu yang karena
kekuatirannya dapat menambahkan sehasta ( satu jam) pada jalan hidupnya? Jadi, jikalau kamu tidak sanggup
membuat barang yang paling kecil, mengapa kamu kuatir akan hal-hal lain?
Mengapa
engkau tertekan, hai jiwaku dan gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada
Allah! Sebab aku akan bersyukur lagi kepadaNya, penolongku dan Allahku!
Percayalah
kepada Tuhan dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar pada pengertianmu
sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu.
Janganlah engkau menganggap dirimu sendiri bijak, takutlah akan Tuhan dan
jauhilah kejahatan; itulah yang akan menyembuhkan tubuhmu dan menyegarkan
tulang-tulangmu."
Demikianlah
juga roh membantu kita dalam kelemahan kita: sebab kita tidak tahu, bagaimana
seharusnya harus berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tak
terucapkan. Dan Allah yang menyelidiki hati nurani, mengetahui maksud Roh itu,
yaitu bahwa Ia, sesuai dengan kehendak Allah, berdoa untuk orang-orang kudus.
Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk
mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang
terpanggil sesuai dengan rencana Allah.
Allahku
akan memenuhi segala keperluanku menurut kekayaaan dan kemuliaanNyadalam
Kristus Yesus."
Rasul
Paulus menemukan kekuatannya dalam Tuhan, ia menyaksikannya sebagai berikut:
Aku lebih
banyak berjerih lelah; lebih sering di dalam penjara ; didera di luar batas;
kerap kali dalam bahaya maut. Lima kali aku disesah orang Yahudi, setiap kali
empat puluh kurang satu pukulan, tiga kali aku didera, satu kali aku dilempari
batu , tiga kali mengalami karam kapal. Sehari semalam aku terkatung-katung di
tengah-tengah laut. Dalam perjalananku aku sering diancam bahaya banjir dan
bahay penyamu, bahaya dari pihak orang-orang Yahudi dan dari pihak orang-orang
bukan Yahudi; bahaya di kota, bahaya di padang gurun, bahaya di tengah laut,
dan bahay dari pihak saudara-saudara palsu. Aku banyak berjerih lelah dan
bekerja berat; kerap kali aku tidak tidur; aku lapardan dahaga; kerap kali aku
berpuasa, kedinginan dan tanpa pakaian, dan dengan tidak menyebut hal lainlagi,
urusanku sehari-hari, yaitu untuk memelihara semua jemaat-jemaat. Jika ada
orang merasa lemah, tidakkah aku turut merasa lemah ? Jika ada orang
tersandung, tidakkah hatiku hancur oleh dukacita. Jika aku harus bermegah, maka
aku akan bermegah atas kelemahanku,?etapi jawab Tuhan kepadaku:"Cukuplah
kasih karuniaKu bagimu, sebab justru dalam kelemahankulah kuasa-Ku menjadi
sempurna." Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku supaya
kuasa Kristus turun menaungi aku. Karena itu aku senang dan rela di dalam
kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan di
dalam kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah maka aku kuat."
Sebab itu
dengan yakin kita dapat berkata: "Tuhan adalah penolongku aku tidak akan
takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?"