Monday, April 18, 2016

AKAR PAHIT - CABUT BUANG

Buah kepahitan adalah kepahitan lain yang lebih menyakitkan.



Kisah Pertama
Konon Adolf Hitler mempunyai ayah seorang Yahudi, dimana ayahnya sering berbuat kasar pada ibunya ia ingin menolong tetapi tidak dapat berbuat apa-apa sampai menimbulkan kepahitan pada Hitler. Kemudian setelah ia beranjak dewasa ia berpacaran dengan seorang wanita Yahudi, namun ia ditinggalkan dan menikah dengan laki-laki lain sehingga menimbulkan goresan luka hati. Kemudian ia bertemu dengan seorang wanita tunasusila orang Yahudi dan melakukan hubungan seksual dan akhirnya ia terkena penyakit kelamin, maka bertambah bencilah ia terhadap orang Yahudi. Sampai pada suatu saat ia memperoleh kekuasaan ia memerintahkan untuk membantai 6 juta orang Yahudi pada perang dunia ke II. Itu semua karena Hitler membiarkan kepahitan berakar dalam hatinya.

Kisah Kedua
"Ambilah sebuah batu".
Yudas dengan bergesas mengambil batu besar tapi masih kuat baginya untuk mengangkatnya.
Petrus demikian pula, dia mengambil batu tapi berbeda dengan Yudas dia mengambil batu kecil seukuran kira-kira tangannya mudah menggenggam.
Lalu mereka kembali dan menunjukan batu itu.
"Lemparlah sejauh kamu mampu".
Lalu Petrus melemparkannya sangat jauh hingga mata tidak mampu melihat kemana batu itu jatuh. Berbeda dengan Yudas, batu besar itu hanya mampu dia lempar sejauh beberapa kaki dari tubuhnya.
"Sejauh kamu melempar sejauh itu pula tanah yang akan kalian miliki dimasa depan".
Begitulah kepahitan dalam diri Yudas muncul pada awalnya.


Beberpa minggu kemudian.
"Ambilah sebuah batu".
Belajar dari kesalahan masa lalu Yudas mengambil batu kecil.
Belajar dari masa lalu Petrus mengambil batu besar, karena Petrus sudah memilik tanah luas.
Lalu mereka membawa batu itu.
"Karena kalian lapar... Aku merubah batu itu menjadi roti bagi kalian".
Begitulah kepahitan muncul kembali setelah kepahitan awal belum terobati.

Beberapa minggu kemudian.
"Ambilah dua buah batu".
Belajar dari pengalaman, Yudas mengambil satu buah batu besar tapi tidak sebesar dulu dan sebuah batu kecil sebesar kelereng.
Belajar dari pengalaman, Petrus mengambil dua buah batu kecil.
Jadilah itu biji pelir kalian.
Bisa kalian bayangkan betapa sulitnya Yudas menjalani kehidupan dengan kondisi semacam itu?
Begitulah kepahitan hidup.... Dan kita semua tahu. Apa yang terjadi pada Yudas setelah itu? Apa yang terjadi pada Petrus setelah itu. Kisah ini benar-benar merubah jalan hidup mereka.

Kisah pertama adalah kisah nyata. Kisah kedua hanya lelucon.
Tapi pada intinya.... Cabutlah kepahitan selagi kamu mampu, selagi bisa. 
Sebagian besar keputusan kita, berada di alam bawah sadar kita. Mari buat alam bawah sadar kita selalu sehat.

Thursday, April 14, 2016

PERSEPSI

Durian enak buatku, belum tentu orang lain...



Seorang teman wanita yang lama tidak berjumpa, menawariku college student. Aku tidak tidak akan membahas yang dia maksud S1, S2, S3 atau mungkin D1.
Tapi aku paham maksudnya.
Singkat kata akhirnya dia mengirimiku beberapa foto dan tarif yang harus dibayar.
Sekedar iseng aku bertanya, "Bisa kirim ke Batam?", "Beres... akomodasi Bapak yang bayar".
Tapi aku tidak mau yang college student, alasanku sederhana. Karena ketika jaman kuliah aku sudah banyak berurusan dengan yang namanya college student karena semua mantanku dan istriku college student.
Aku tanya lagi, ada yang anggota Mapala atau Pramuka? Dia menjawab dengan tertawa.
Lalu dia mengirimkan beberapa foto dan menurutnya itu adalah foto model.

Aku jelaskan padanya. Bahwa saya tidak bisa dengan orang asing atau baru kenal.
Bisa kamu kirim fotomu saja?
Lalu dia mengirim fotonya.
Kulihat kulitnya putih dan aku bertanya, "setahuku kulitmu sawo matang?" dan dia tertawa. katanya sekarang sawonya sudah busuk.
Kalau kamu kirim kesini foto model atau college student saya yakin saya tidak akan mendapat masalah. Tapi kalau kamu kesini pasti aku akan mendapat masalah besar. 
Dia tertawa dan kami akhiri pembicaraan tanpa keputusan apapun.




Kalau ada wanita asing masuk kamar dan dia telanjang dan menggodamu dengan tujuan mendapatkan uang. Apa yang akan anda kerjakan?
Mungkin kalau anda biasa makan durian. Mungkin anda akan berkata "Sikat bleh...".
Tapi kalau anda tidak biasa makan durian. Mungkin anda akan menjawab "Lari".
Kalau anda datang kesuatu tempat. Seseorang memegang-megang anda dengan tujuan kencan demi mendapatkan penghasilan. Apa yang akan anda lakukan?
Sama seperti diatas. Apakah anda terbiasa makan durian.

Thursday, March 24, 2016

Sang Pelikan

Kita melakukan segalanya untuk mereka yang kita kasihi.

Ada ide dikepalaku, untuk membuat sebuah ukiran dari batu alam. Dalam kepalaku terbersit bagaimana menambah keindahan dan memberi nilai tambah berupa pelajaran moral bagi mereka yang menikmati keindahannya.
Kulakukan pencarian ide untuk membuat ukiran tersebut. Ada beberpa ide tapi akhirnya kupilih Pelican.
Pelajaran besar yang saya lihat di tahun 2014 adalah saya melihat, banyak orang mengorbankan harga dirinya, anaknya, orang tuanya, saudaranya, sahabatnya, kekasihnya hanya demi kesenangan. Ada anak over dosis narkoba, ada yang mati karena oplosan. Ada kekasih mengkianati pacarnya, ada istri berbuat tidak senonoh dengan alasan terpelesat. Ada Pastor tidur dengan umatnya. Rumit sekali
Dengan merefleksikan diri pada Pelican saya berharap sebaliknya. Setiap orang bisa berkorban untuk kebaikan setiap orang yang mereka kasihi.

Menurut legenda, Pelican di masa kelaparan akan melukai dirinya sendiri, merobek dadanya dengan paruhnya untuk memberi makan anak-anaknya dengan darah dan dagingnya agar mereka tidak kelaparan.
Ada pula pemikiran bahwa Sang Pelican memberi darahnya kepada anak-anaknya agar mereka pulih, hidup kembali sementara ia sendiri kehilangan nyawanya.

Dibawah ukiran aku tuliskan Ad morijam Dei Gloriam yang merupakan semangat kaum Jesuit. Arti tulisan adalah untuk "demi lebih besar kemulian Tuhan".

Dimulai dari Adi Nugroho mencari batu yang sesuai untuk keperluan pembuatan ukiran. Awal July 2013 Adi dengan mengendarai sepeda motor, berkelana dari satu kota ke kota lainnya. Mencari batu yang sesuai dengan mimpi bukanlah hal mudah. Dari Magelang, Jogjakarta, Muntilan, Wonogiri dan akhirnya batu yang diinginkan didapat di daerah Wonosari, Semanu. Perlu 4 orang dewasa untuk mengangkat batu itu. Dalam perjalanan Adi ikut merasakan gempa.

Batu itu ditambang di kedalaman sekitar belasan meter dari permukaan tanah. Dengan bobot sekitar 100Kg tiap lempengnya, mereka menarik secara manual keatas permukaan tanah. Bisa dibayangkan betapa sulitnya.



Adi Nugroho - Mencari source batu yang sesuai.

Awal Agustus 2014 Adi menyelesaikan pesanannya untuk mendapatkan batu yang sesuai. Mas cholis menjemput batu tersebut dengan Grandmax. Ada sekitar 10 lempeng yang perlu dibawa. Begitu berat beban yang harus ditanggung mobil Grandmax hingga ban meletus 3 kali, mungkin karena berat yang diangkut sekitar 1 Ton.


Mas Chois - Membawa batu dari Sleman ke Pekalongan


Aktor intelektual 












 Pandu dan Coco ikut membantu....




 Menjadi hiasan


 Senang berpose dengan latar belakang Sang Pelican.
 Belum sempurna tapi mendapat banyak pujian


Saya berharap setiap orang yang melihat ukiran ini akan mau dan mampu untuk mengorbankan dirinya. Saya berharap, tiap orang yang membaca tulisan ini bisa membayangkan betapa beratnya perjalanan batu tersebut dari perut bumi hingga akhirnya bisa ditempatkan dengan semestinya.

Inspirasi mengorbankan nyawa demi anak-anak yang dikasihi bisa memberikan semangat kepada kita bagaimana kita mestinya memperlakukan mereka.
Saya selalu ingat pesan Bapak saya "Bapak rela tidak makan asal kalian semua bisa sekolah dengan baik". 
Salah satu hal yang saya teladani. Bahwa saya melakukan hal yang sama. 
Saya berharap semangat ini bisa diteladani, bahwa kita mengorbankan sesuatu untuk kebaikan orang-orang yang kita kasihi berarti akan membuat dunia lebih baik.
Membuat dunia lebih baik, artinya lebih memuliakan Tuhan.

Tuesday, January 12, 2016

MENANTIKAN SANG ADELWEISS

Selalu kurindukan datang di tempat indah itu.
Penuh kehangatan dalam dinginnya.
Penuh keharuman dalam semaknya.
Selalu ingin kembali dalam peluk rindangmu.


Anaphalis Javanica

EDELWEISS

Edelweiss, Edelweiss
Every morning you greet me
Small and white, clean and bright
You look happy to meet me
Blossom of snow may you bloom and grow
Bloom and grow forever
Edelweiss, Edelweiss

Edelweiss, Edelweiss
Every morning you greet me
Small and white, clean and bright
You look happy to meet me
Blossom of snow may you bloom and grow
Bloom and grow forever
Edelweiss, Edelweiss
Bless my homeland forever
Bless my homeland forever

HARUS KUAT

Kalian harus kuat. Agar kamu bisa menolong dirimu sendiri. Membantu orang lain yang membutuhkan. Hiduplah sederhana karena kalian memil...