Aku ceritakan suatu cerita lucu. Tidak profesional memang, tapi begitulah kejadiannya.
Pada suatu hari, aku bersama teman-teman sedang melakukan pendakian ke Lawu. Kami serombongan berisi sekitar 5 orang. Aku kurang ingat pasti jumlahnya.
Berangkat dari Cemoro Sewu sekitar jam 08.00 malam.
Perjalanan yang melelahkan malam itu kami akhiri di pos 3 sekitar jam 03.00 pagi.
kami beristirahat di pos, memasak mie dan minuman, makan dan kemudian tidur.
Sekitar jam 09.00 pagi ketika kami sedang sarapan dan bersiapan melanjutkan pendakian. Terdengar teriakan minta tolong dari atas kami.
Segera kami bergegas berlari keatas untuk melihat ada kejadian apa.
Setelah berlari sekitar 100M kulihat seorang pria sedang menggendong seorang wanita dengan dibantu seorang wanita lainnya.
Tampak terlihat si pria keleahan karena menggendong korban dan sang korban terlihat dengan kondisi tidak sadar diri.
Segera kami ambil posisi membantu untuk mengevakuasi korban ke pos 3.
Sesampai di pos 3 kami baringkan korban diatas sebuah matras.
Memeriksanya dan mencoba membantu sebisa kami.
Kondisinya makin memburuk. Nafasnya tidak terasa dan detak jantungnya lemah.
Setelah pembicaraan singkat, kami memutuskan untuk segera mengevakuasinya ke bawah secepat mungkin.
Ketika kami sedang bersiap dengan membuat dragbar darurat, dari kayu hutan dan tali serta sarung dan matras.
Kami mendengar teriakan kalau korban sudah tidak bernafas.
Aku segera mendekati korban dan memeriksanya.
Aku dan temanku sebut saja Aan, memutuskan untuk melakukan resusitasi.
"Aku buat nafas buatan kamu tekan jantungnya" kataku pada Aan. kami memang pernah berlatih untuk menghadapi situasi semacam ini.
"Siap" sahut Aan singkat.
"Aku kasih aba-aba" sahutku lagi.
Kubuka mulutnya dan kudekatkan mulutku ke mulutnya, ada sesuatu yang menghalangiku disana.
"An... aku jantungnya kamu nafasnya" aku meminta Aan untuk ganti posisi.
Aan kemudian mengambil posisi seperti posisiku tadi dan aku menggantikannya.
Aan mendekatkan wajahnya ke korban, membuka mulutnya dan berkata "Ayo segera kita evakuasi kebawah secepatnya saja".
Aku mengangguk dan segera bergegas memindahkan korban ke dragbar.
Segera kami beramai-ramai, bergegas mengevakuasi korban ke bawah. Secara bergantian kami setengah berlari membawa korban turun.
Sesampai pos 1, kami beristirahat dan memeriksa korban.
Peluh kami bercucuran karena menguras tenaga secara berlebihan.
Kami baringkan korban dan memeriksanya. Ternyata kondisinya membaik. Mungkin karena udara yang mulai panas atau tekanan udara yang bertambah membantu korban untuk bernafas,
Setelah cukup istirahat perjalanan kami lanjutkan lagi.
Disautu kesempatan ketika aku dan Aan hanya berdua kutanyan, "Kenapa kamu tidak jadi melakukan nafas buatan?".
"Mulutnya bau banget..."
Ampun deh... dasar pemula....
No comments:
Post a Comment