Apakah yang akan terjadi esok hari? Akankah datang bahagia atau duka nestapa.
Lakukan saja yang terbaik hari ini...
Dikisahkan tentang keluarga petani yang memiliki seorang anak lelaki tunggal. Anak lelaki yang gagah dan tampan. Dengan kulit sawo matang dan perawakan tinggi besar.
Keluarga petani hidup sederhana dengan pertanian sebagai sumber penghidupan utama.
Petani itu memiliki beberapa hewan peliharaan dan yang mereka amat sukai dan para tetangga kagum adalah seekor kuda berwarna putih.
Kuda itu begitu gagah dan membuat para tetangga begitu kagum.
Dikisahkan suatu hari kuda itu hilang.
Para tetangga mulai menyalahkan petani itu. Mereka mengganggap Pak Petani tidak merawat kuda itu dengan baik hingga akhirnya kuda itu pergi.
Ada pula yang jatuh iba kepada petani tersebut. Mereka berkata "Kuda yang istimewa... Kasihan sekali".
Banyak pembicaraan ditujukan kepada petani itu tapi yang terutama adalah mereka kasihan kepada petani itu.
Petani itu hanya diam dan berpikir... Sudah menjadi kehendakNya kalau kuda itu harus hilang.
Waktu berlalu dan penduduk mulai berhenti membicarakan kuda petani itu.
Hingga suatu hari kuda itu kembali muncul dengan membawa seekor kuda betina beserta dua anaknya.
Tetangga mulai bergunjing betapa beruntungnya si petani.
Mereka mulai memuji atas keberuntungan yang dialami keluarga petani.
Petani tersebut hanya bisa diam mendengar semua pujian itu. Dalam hati dia hanya berkata "semua memang kehendakNya".
Pagi itu anak pemuda tampan yang merupakan anak petani itu menaiki kudanya di padang rumput. Tanpa sadar sang pemuda kehilangan keseimbangan dan terjatuh. Kecelakaan itu membuat sang pemuda menjadi kehilangan tangan kiri.
Para tetangga mulai bergunjing betapa sialnya nasib petani itu. Anak semata wayangnya sekarang telah buntung. Dengan kebutungannya menjadikan dirinya kesulitan bekerja di ladang dan sulit mendapatkan jodoh. Para wanita yang tadinya memuja sang pemuda mulai memandang sebelah mata padanya.
Suatu hari terjadi perang, kerajaan mengumumkan wajib militer bagi para pemuda. Semua pemuda di desa itu mendaftar dan bergabung menjadi milisi. Singkat cerita semua pemuda dari desa itu tewas tenggelam di laut karena kapal yang mengangkut mereka ditenggelamkan sebelum sempat bergabung dalam perang.
Akhirnya hanya tertinggal sang pemuda tampan dengan tangan buntung di desa itu. Dan para gadis mulai berebut untuk mendapatkannya.
Tidak pernah penting seperti apakah keadaan kita hari ini.
Tidak pernah penting seperti apakah orang berbicara tentang kita.
Pada akhirnya semuanya hanya antara kita dan sang pencipta kita.